Rabu, 14 Oktober 2015

Apa sih penyakit TBC itu

02.49

1.  Apa Itu TBC Paru ?
      Menurut Departemen Kesehatan RI (1997), TB paru adalah suatu penyakit menular yang bersifat menahun, disebabkan oleh kuman microbakterium tuberculosis, yang paling sering dihinggapi adalah paru – paru.
      2.  Penyebabnya Apa Thoo..?
                  Penyebab Tuberkulosis adalah Mycobakterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 /Um dan tebal 0,3 – 0,6 /Um. Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak (Lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.
      3.  Lalu…!!! Bagaimana Proses Terjadinya ?
                  Permulaan tuberkolosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet dalam udara. Partikel ini dapat menetap dalam udara bebas 1 – 2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang baik dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat bertahan berhari – hari sampai berbulan – bulan. Bila kuman menetap di Jaringan Paru, akan membentuk sarang tuberkolosis yang  disebut sarang primer. Dari adanya sarang primer selanjutnya dapat menjadi:
a.      Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat.
b.      Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis – garis fibrotik, dan kalsifikasi dihilus.
c.       Berkomplikasi dan menyebar kesekitarnya, ke paru disebelahnya, dapat juga tertelan bersama sputum dan ludah, sehingga menyebar ke usus dan ke organ tubuh lainnya.
                        Kuman yang dormant pada tuberkulosis primer akan muncul bertahun – tahun kemudian sebagai tuberkolosis post primer.
     


4.  Klasifikasi Tuberkolosis Paru.
     
Dep.Kes. RI (2001), membagi tuberkolosis paru menjadi dua, berdasar hasil pemeriksaan dahak, yaitu :
a.      Tuberkolosis paru BTA positif,  apabila sekurang - kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif atau 1 spesimen dahak hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada  menunjukkan gambaran tuberkolosis aktif.  
b.      Tuberkolosis paru BTA negatif, apabila pada pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif .
      5.  Tanda  dan Gejala.
                        Gejala umum  tuberkulosis paru adalah batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih. Gejala lain, yang sering dijumpai adalah dahak bercampur darah, batuk darah, sesak napas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam (meriang lebih dari sebulan (Dep.Kes. RI, 2001).
       6.  Pemeriksaan  Diagnostik.
a.      Kultur sputum : Positif untuk mycobacterium tuberkulosis pada tahap akhir penyakit.
b.      Foto torak : Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi sembuh primer, atau efusi cairan. Perubahan menunjukkan  lebih luas TB dapat termasuk rongga, area fibrosa.
c.       Pemeriksaan fungsi paru : Penurunan kapasitas vital, peningkatan rasio udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkim/fibrosis, kehilangan jaringan paru, dan penyakit pleural  (TB paru kronis luas)


BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF

A.  Pengertian.
            Bersihan jalan nafas tak efektif adalah suatu kondisi dimana individu mengalami ancaman pada kondisi pernafasannya berkenaan dengan ketidakmampuan batuk secara efektif (Carpenito, 1998).
B.  Pengertian.
            Seperti dijelaskan oleh Doenges (1999), antara lain karena :
1.      Upaya batuk buruk.
2.      Peningkatan produksi sekret.
3.      Sekresi tertekan, tebal.
4.      Sekresi kental atau sekret darah.
5.      Penurunan energi/kelemahan.
6.      Edema trakeal/faringeal.
C.  Tanda dan Gejala.
            Menurut  Mi Ja Kim, dkk (1994), kemungkinan tanda – tandanya adalah sebagai berikut :
1.      Bunyi napas tidak normal (ronkhi, mngi), relas (krakels).
2.      Perubahan pada kecepatan dan kedalaman pernapasan.
3.      Takipnea, dispnea.
4.      Batuk, efektif atau tidak efektif, dengan atau tanpa sputum.
5.      Sianosis.

D.  Akibat Lanjut.
1.      Tak dapat bernafas secara spontan.
2.      Terjadi Hipoksia.
3.      Terjadi infeksi saluran pernapasan.
4.      Aktivitas/kebutuhan sehari – hari terganggu karena kelemahan.
Akibat di atas dijelaskan oleh Mi Ja Kim, dkk (1994)
E.  Cara Perawatan.
      Doenges (1998), menyebutkan ada beberapa intervensi yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi masalah bersihan jalan nafas tak efektif, antara lain sebagai berikut :
1.         Mempertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari untuk membantu pengenceran sekret.
2.         Menggunakan metode pengontrolan batuk yang benar, yaitu :
a.      Nafas dalam sambil duduk setegak mungkin dengan pernafasan diafragma.
b.      Tahan nafas selama 3 – 5 detik kemudian keluarkan perlahan – lahan melalui mulut (rongga  dada bagian bawah dan abdomen harus turun ke bawah).
c.       Tarik napas yang kedua kalinya, tahan, keluarkan perlahan – lahan dan batukkan  dengan kuat dari dada (bukan dari bagian belakang tenggorok atau mulut) dengan menggunakan batuk kuat tapi singkat.
3.         Istirahat saat serangan batuk dan setelah batuk/ sebelum makan.

4.         Minum obat –  obatan sesuai indikasi dan konsultasi ke dokter.

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 ART HSE. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top